“Ecobrik Medas Lombok” Ubah sampah jadi Bangunan Ramah Lingkungan dan Tahan Gempa

Oleh: Febrian Hadi, Sosiologi Agama, Universitas Islam Negeri Mataram

BERBAGI News – Bangunan adalah tempat dimana setiap manusia berkumpul dan melakukan segala hal dalam keperluannya, umumnya bahan dasar bangunan saat ini banyak dijumpai adalah dari tembok dengan bahan dasar batu bata, pasir, semen, dan bahan lainnya namun kenyataannya bangunan tak hanya bisa terbentuk oleh komponen tersebut namun bisa dibangun dari bahan dasar lain yakni sampah plastik atau botol bekas dibentuk menjadi ecobrik yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar bangunan. Dengan keunikan yang diberikan seperti itu hingga tak heran tempat berdirinya bangunan ramah lingkungan tahan gempa  ini menjadi pusat perhatian hingga pemberdayaan bagi masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan tujuan penelitian, memberikan segenap kejelasan atau informasi mengenai ecobrik medas Lombok Barat, ubah plastik menjadi bangunan ramah lingkungan dan tahan gempa melalui segenap penelusuran arsitektur, sejarah, serta fungsi dan manfaat Gedung yang pernah dilakukan bertujuan memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca atau masyarakat tentang keberadaan sebuah gedung atau bangunan berbahan dasar botol bekas atau sampah plastik yang dimanfaatkan sehingga menjadi tempat yang berguna bagi masyarakat sekitarnya. Rekomendasi pengembangan mulai sejarah kemudian arsitekstur hingga fungsi dan manfaat bangunan gedung ecobrik yang berdiri kokoh, terlihat sederhana namun rapi dan memberikan keindahan serta kenyamanan bagi masyarakat diwilayah tersebut.

Gedung ecobrik di dusun Medas, Kecamatan Gunungsari merupakan salah satu gedung yang bertempat di wilayah tersebut dengan pesona bangunan, serta fungsi dan manfaat yang diberikan oleh gedung tersebut yang dapat dirasakan oleh masyarakat sekitarnya.

Gedung yang didirikan pada tanggal 23 Juni 2019 lalu dan selesai pada tanggal 01 Agustus 2019 ini merupakan gedung atau pembangunan yang dalam tahap prosesnya tak membutuhkan waktu yang begitu lama dalam tahap membangun. Pembangunan berupa gedung ecobrik yang berawal ketika waktu gempa pada  saat itu para pemuda Harapan Baru Lombok  yang merupakan salah satu perkumpulan atau persatuan para pemuda di desa tersebut bernaung dalam memberikan perkembangan terhadap daerah, masyarakat di sana melalui segenap tindakan yang dilakukan pada saat itu mereka berkeliling ke rumah-rumah warga di sana yang untuk menyalurkan sembako korban yang terkena gempa bumi pada saat itu terutama yang rumahnya rusak parah.

Baca Juga :  Pengolahan Ekstrak Jahe Sebagai Produk Herbal Daya Tahan Tubuh Warga Desa Mekar Sari

Latar belakang pendirian gedung ecobrik ini berawal dari aktivitas berkeliling para pemuda Harapan Baru Lombok, Nick beserta kawan-kawannya yang  melihat di wilayah lingkungan Medas terutama sekeliling lingkungan dan rumah warga begitu banyak sampah berserakan  terutama sampah plastik  yang tak diperhatikan kebersihan lingkungannya oleh masyarakat di sana hingga dari sanalah muncul sebuah ide dan ide-ide dari para pemuda khususnya pelopor awal  yang memberikan ide terkait pembangunan ecobrik ini  yang bernama Nick.

Nick salah satu sesorang yang berperan penting di wilayah dan terkait pembangunan  gedung ecobrik ini, ia berasal dari  belanda saat itu  awal kali ia menjadi pelopor di wilayah tersebut yakni berawal ketika saat itu yayasan dusun medas memiliki kantor di desa kekait namun kantor tersebut rusak dan masa kontraknya akan habis hingga masyarakat medas kemudian memfokuskan kegiatan mereka di dusun medas dengan  mendirikan posko di sana ketika gempa saat itu. Ketika saat itu Nick, orang belanda ini sedang berada di lokasi itu, ia datang dan melihat para pemuda di sana terutama semangat-semangatnya luar biasa membuatnya tergiur untuk bergabung bersama mereka.

Sempat terpikirkan oleh nick, para pemuda harapan baru Lombok dan kawan-kawannya Nick dari belanda ketika menyalurkan sembako ke rumah warga dusun medas saat gempa tersebut, kemudian melihat kondisi sampah berserakan seperti itu apa sekiranya yang bisa dilakukan terkait permasalahan sampah yang ada seperti itu yang nantinya dapat menimbulkan penyakit banyak menyebar untuk warga di sana.

Kemudian dari sanalah mendapatkan sebuah masukan dari teman-teman Nick orang belanda juga terkait ide yang di ajukan untuk membuat gedung ecobrik dari sampah plastik yang ada tersebut.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN Unram Desa Buwun Mas Pasang Plang Jalur Evakuasi pada Lokasi Rawan Bencana

Dari kemunculan ide inilah membuat para pemuda harapan baru Lombok, Nick dan kawan-kawannya kemudian mengadakan rapat lanjutan terkait bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk membuat dan mendirikan gedung ecobrik ini selama kurang lebih dua minggu lamanya. Langkah awal yang mereka tempuh adalah mengadakan pelatihan kepada seluruh masyarakat di sana  secara perdusun wilayah medas  selama 2 mingguan lamanya  terkait  bagaimana cara membuat ecobrik itu sendiri, seta dampak dari keberadaan sampah yang berserakan di lingkungan sekitar saat itu.

Ecobrik disini adalah maksudnya sebuah kerajinan yang berasal dari bahan dasar plastik atau sampah plastic, sebut saja dari bahan dasar botol dan di dalamnya diisi kembali dengan sampah plastik yang di padatkan dengan ukuran berat tertentu hingga disebut sebagai kerajinan tangan ecobrik.

Pada saat itu ketika Nick dan kawan kawan beserta pemuda harapan baru Lombok melakukan pelatihan kepada masyarakat di sana, respon masyarakat pada saat itu menerima dengan baik hal tersebut namun kendalanya mereka masih sedikit merasa kebingungan dan ragu terkait cara pembuatan ecobrik ini yang lumayan dikatakan lama dan ribet.

Hal itu tidak menutup kemungkinan langkah dalam mendirikan gedung ecobrik menjadi mundur, justru dari para pemuda harapan baru Lombok di pelopori oleh Nick membuat sebuah kebijakan kepada masyarakat dengan mengadakan adanya system tukar kepada masyarakat antara sembako dengan ecobrik pada saat itu. System tukar yang memberikan kebijakan ketika masyarakat membuat ecobrik nantinya akan di tukar dengan sembako. Selain itu dengan adanya tindakan ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat selain mereka menerima sembako mereka juga mendapatkan pengetahuan kembali. Ecobrik yang dibuat masyarakat nantinya di kumpulkan oleh kaum pemuda, proses pengumpulan ecobrik yang dilakukan berkisar  antara 3 sampai 4 bulan.

Pada saat dalam tahap membuat ecobrik, masyarakat menjumpai kendala yang ada di dalamnya sehingga membuat masyarakat banyak komplen terkait permasalahan yang dirasakan yakni dalam tahap pengisian ecobrik ini harus memiliki berat standar 1 botol ecobrik memiliki berat antara 200 sampai dengan 250gram jika lebih atau kurang dari itu maka ecobrik yang di buat oleh masyarakat tersebut dikembalikan lagi ke mereka.

Baca Juga :  Buang Sampah Plastik, Bahayakan Laut di Desa Labuan

Dalam hal ini ditemukan banyak keluh kesah masyarakat seperti ada masyarakat yang mengatakan mereka sudah capek mengerjakan ecobrik dengan waktu yang lumayan lama, tangannya pegel dan bengkak dan keluhan lainnya. Namun hal ini tidak memicu turunnya semangat masyarakat dalam membuat ecobrik, justru mereka menerima ecobrik yang di kembalikan tersebut kemudian diperbaiki kembali sesuai kesepakatan dan mendapatkan imbalan mereka berupa sembako. Dana yang dibutuhkan untuk membeli sembako kemudian disalurkan   kepada masyarakat agar ditukar dengan ecobrik pada saat itu kurang lebih menghabiskan dana 90 juta pada saat itu.

System penukaran ecobrik dengan sembako, terhitung 2 ecobrik atau 2 botol diperhitungan dapat beras 1 kilo, namun  tidak mesti beras yang masyarakat bisa terima dari system penukaran, juga minyak dan bentuk sembako lainnya, sedangkan 1 botol ecobrik bisa ditukar dengan 1 sabun mandi. Melihat hal ini masyarakat berlomba-lomba saat itu membuat ecobrik agar bisa ditukar dan mendapatkan sembako terlebih saat itu masyarakat sudah paham cara membuat ecobrik tersebut.

Pada saat itu, dalam tahap pembuatan gedung ecobrik  ini, yang di dapat dan dibuat berasal dari masyarakat dan pemuda dengan cara system tukar yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ketika dalam proses pembuatan ecobrik oleh masyarakat dan dikumpulkan kembali oleh pemuda ini ecobrik yang bisa didapatkan dalam satu dusun itu yakni 4 karung besar saat itu.

Dengan adanya tindakan seperti itu membuat lingkungan di dusun Medas menjadi bersih, tidak ada sampah sedikitpun hingga sampah menjadi nilai yang berguna bagi masyrakat setempat dalam pembangunan gedung ramah lingkungan yang di namakan Gedung Ecobrik Medas.  (feb)