Sarkofagus di Sumbawa, Citra Peradaban Adiluhung Tau Samawa di Masa Lalu

Oleh Tim Riset Univ. Samawa

Sumbawa, BERBAGI News – Sarkofagus merupakan peti kubur yang terbuat dari batu, kalau kita perhatikan bentuk-bentuk sarkofagus yang ada di nusantara maka tampaklah bahwa ada suatu sistem yang mengikat teknik pembuatan benda-benda ini.

Sistem itu berhubungan dengan penguburan mayat yang menggunakan keranda-keranda batu atau sarkofagus, yang terdiri atas wadah dan tutup.

Kepulauan Sunda kecil, dalam hal ini di pulau Bali dan pulau Sumbawa di temukan beberapa peninggalan bersejarah ini, misalnya Kabupaten Sumbawa, di temukan 7 (tujuh) Situs Ai Renung di Desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu, yang sampai saat ini masih bernuansa magis dan sakral oleh masyarakat, merupakan citra peradaban nenek moyang Tau Samawa (masyarakat Sumbawa) dari masa lalu, sarkofagus ini berjarak sekitar 5 km dari pemukiman penduduk.

Sarkofagus dibuat dari batuan yang terdiri dari wadah dan tutup. Wadah dibuat dari bongkahan batu berukuran panjang sekitar 3 m, lebar 3 m, dan tinggi 1 m.

Secara umum di Nusantara, corak sarkofagus sesuai dengan cita-cita dan selera setempat. Keleluasaan ini menimbulkan bermacam-macam bentuk dan gaya sarkofagus, yang memantulkan ciri-ciri suatu lingkungan berkenaan dengan adat penguburan dan konsepsi tentang dunia akhirat.

Sarkofagus yang ada di sumbawa menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa bahwa Situs Ai Renung berupa kuburan batu ini dianggap sebagai salah satu bentuk kecerdasan manusia pada saat itu, dalam motif relief-relief yang terpahat, menggambarkan kesuburan, kehidupan dan alam roh.

Hal tersebut tergambar dari motif manusia dengan penonjolan pada alat kelamin perempuan melambangkan kesuburan, sementara motif kepala manusia melambangkan kehidupan, motif buaya pada peti batu ini melambangkan hubungan manusia dengan alam roh serta upaya pencegahan dari marabahaya.

Baca Juga :  Cerita dibalik Tradisi Dilah Maleman di Lombok

Secara umum bentuk sarkofagus yang banyak dan beraneka ragam itu berpangkal pada pola yang menjadi landasan untuk memahat sarkofagus.

Pola itu mencakup profil dan unsur-unsur dasar untuk sarkofagus yang akan dipahat, terdiri atas wadah dan tutup yang sama dan sebangun, umumnya sarkofagus dipahat dari batu padas (tufa) halus, ada juga yang dibuat dari batu padas berbiji kerikil, breksi, batu karang dan batu pasir. (**)