Mengenal Lebih Dekat, Masjid Kuno Bayan Beleq, Tonggak Sejarah Islam di Tanah Lombok

Sejarah337 Views

LOMBOK dikenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid. Salah satu masjid paling masyhur di sana ialah Masjid Kuno Bayan Beleq. Masjid tersebut merupakan masjid tertua di Lombok, Nusa Tenggara Barat [NTB].

Lokasi tepatnya berada di Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Prov. NTB. Masjid ini menjadi bukti bahwa Lombok bukan hanya kaya akan budaya saja, namun juga situs sejarah.

Masjid Kuno Bayan Beleq ialah peninggalan terbesar yang menjadi saksi bisu penyebaran Islam di Pulau Lombok, khususnya Bayan. Bangunan ini menjadi situs cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara oleh pemerintah serta warga setempat. Bangunan ini, menggambarkan peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spritual.

Belum ada penjelasan pasti kapan Masjid Kuno Bayang Beleq dibangun. Namun beberapa sumber mengatakan awal keberadaan masjid tersebut dapat dilihat dari masuknya agama Islam di Pulau Lombok yaitu pada awal abad ke-16. Ajaran Islam di Lombok diyakini dibawa dari Pulau Jawa, terbukti dari kitab fiqih, suluk, dan lontar yang menjadi pedoman mereka.

Melansir laman resmi Kemendikbud, Sunan Pengging, pengikut Sunan Kalijaga, datang ke Lombok pada tahun 1640 untuk menyiarkan agama Islam, ia menikah dengan putri kerajaan Parwa yang kemudian menimbukan kekecewaan Raja Goa.

Selanjutnya Raja Goa menduduki Lombok pada tahun 1640. Sunan Pengging yang terkenal dengan nama Pangeran Mangkubumi lari ke Bayan. Di desa itulah ia mengembangkan ajarannya, yang kelak menjadi pusat kekuatan suatu aliran yang disebut ‘Waktu Telu’.

Sejatinya aliran ‘Waktu Telu’ sudah tidak ada lagi di Bayan. Namun sebagian warga lokal masih melakukan upacara-upacara peninggalan ajaran tersebut, seperti upacara sedekah urip, ritual minta hujan dan lainnya. Berikut hal menarik tentang Majid Kuno Bayan Beleq.

Baca Juga :  Tentara Belanda Bermain Kecapi

Arsitek bangunan.

Masjid yang juga ikon pariwisata di Lombok ini berukuran 9×9 meter persegi, Dindingnya rendah dan terbuat dari anyaman bambu. Tak seperti masdjid pada umumnya yang memiliki kubah, atap Masjid Kuno Bayan Beleq berbentuk tumpang yang tersusun rapi dari bilah bambu atau dikenal dengan Bahasa Dayan Gunung yaitu atap Santek. Sementara itu lantai tanah masjid merupakan susunan batu kali.

Konstruksi masjid ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni kepala, badan, dan kaki, ketiganya memiliki fi
losofi tersendiri. Bagian kepala menggambarkan dunia atas, bagian badan menggambarkan dunia tengah, dan bagian kaki memggambarkan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.

Masjid yang terlihat seperti rumah tradisional masyarakat Bayan ini memiliki denah berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 8, 90 meter. Ada 4 soko guru atau tiang utama yang menopang bangunan, yang terbuat dari kayu nangka. Tiang tersebut berbentuk silinder dengan diameter 23 centimeter dan tinggi 4, 60 meter.

Uniknya, keempat tiang itu berasal dari empat desa berbeda, yakni Desa Bilok Petung Lombok Timur untuk tiang di sebelah tenggara, Desa Terengan untuk tiang sebelah timur laut, Desa Senaru untuk tiang sebelah barat laut, dan Dusun Semakon, Desa Sukadana untuk tiang sebelah barat daya.

Fungsi setiap tiang pun berbeda tiang sebelah tenggara difungsikan untuk khatib, tiang di sebelah timur laut untuk lebai, tiang di sebelah Barat Daya untuk penghulu. Selain itu tiang-tiang ini juga berfungsi sebagai tempat menempelkan dinding yang terbuat dari bambu yang dibelah dengan cara ditumbuk, disebut pagar rencah.

Pakaian Khusus

Pakaian yang dikenakan para kiai dan imam masdjid memiliki arti sendiri. Contohnya, warna putih hanya digunakan para kiai sebagai lambang kesucian. Sedangkan kain panjang atau dodot berwarna merah memberi arti jiwa kepemimpinan. Pakaian tersebut dilengkapi lagi dengan ikat kepala bernama sapuq atau bongat. Celana dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan.

Baca Juga :  Presiden Soekarno bersama Pemain Film 3 Dara

Orang-orang yang boleh masuk adalah keturunan dari para penghulu atau kiai yang menyebarkan agama Islam terdahulu.
Agak berbeda dengan pakaian yang harus perempuan kenakan saat memasuki area masjid, perempuan yang ingin masuk ke Masjid Kuno Bayan Beleq cukup menggunakan kemben atau kain yang hanya sebatas dada. Peraturan itu dibuat untuk mengurangi kemungkinan mereka masuk dalam keadaan tidak bersih karena pakaian yang mereka gunakan sebelumnya secara tidak sadar terkena kotoran atau najis.

Makam di area Masjid

Ada beberapa makam mengelilingi bangunan masjid. Makan-makam tersebut merupakan makam para kiai yang membawa Islam dan menyebarluaskannya di Lombok pada zaman dahulu. Namun yang tercatat pada makam tersebut antara lain, Pawelangan, Anyar, Titi Mas, Puluh, Sesait dan Karem Saleh. Makam mereka berbentuk seperti rumah dengan dinding anyaman dari bambu.

Ada pula makam milik Syekh Abdul Razak, seorang ulama yang menyiarkan agama Islam sampai ke belahan negara lain di abad ke-16 hingga 17 Masehi. Berbeda dengan makam yang lain, makam ini berada di bagian dalam masjid bersama dengan sebuah bedug dari kayu yang digantung di tiang atap Masjid.

Inilah sekilas tentang mengenal lebih dekat, Masjid Kuno Bayan “Tertua & Kokoh” di Pulau Seribu Masjid. Tepatnya berada di Desa Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB]. Dikutip dari Oke Zone. Com. Rabu 03 Maret 2021. [Fatha Annisa].